Sabtu, 31 Maret 2012

Indra Akan Teruskan ke Mekkah


CIREBON, KOMPAS.com - Indra Azwan (53), lelaki asal Blimbing, Malang, Jawa Timur, yang berjalan kaki dari Malang ke Jakarta, berencana meneruskan perjalanannya ke Mekkah, Arab Saudi.
Kalau Presiden tak juga mendengarkan nasib saya, maka tiada jalan lain saya akan berjalan kaki ke Mekkah. - Indra Azwan
"Kalau Presiden tak juga mendengarkan nasib saya, maka tiada jalan lain saya akan berjalan kaki ke Mekkah," kata Indra, Selasa (13/3/2012) nii.
Keputusan itu diambil, sebab ia tak lagi percaya kepada janji-janji pimpinan negeri yang akan menuntaskan kasus anaknya.
Pada 10 Agustus 2010 lalu ia sudah ditemui Presiden, namun hingga kini kasus anaknya terkatung-katung. "Saya pergi ke Mekkah untuk mengadu, sebagai simbol kepasrahan saya kepada Sang Pencipta. Kalau manusia tidak bisa memberi keadilan kepada saya, biarlah Tuhan yang mengadili mereka," katanya.
Anak Indra yakni Rifki Andika (12) ditabrak polisi bernama Joko Sumantri yang ketika itu berpangkat inspektur satu (iptu). Saat ini Joko berpangkat komisaris. Selama 19 tahun ini kasus tersebut terkatung-katung.
Pada tahun 2008, Pengadilan Militer Surabaya menyatakan kasus itu kedaluwarsa. Padahal Joko terbukti sah dan meyakinkan, yang karena kealpaannya mengakibatkan matinya orang lain.
"Saya selalu bertanya kepada polisi dan Denpom Malang, tetapi tidak digubris. Kasus anak saya lamban diproses sehingga akhirnya diputus kedaluwarsa," ujar Indra.
Untuk perjalanan menuju Mekkah, Indra berbekal nekat. "Saya akan lewat Palembang, Dumai, lalu Malaysia, dan menyeberang terus ke Iran, sampai Mekkah," katanya.
Soal rencana ini, Indra sudah membicarakan dengan keluarga di Malang. Ia memperkirakan butuh waktu setahun untuk sampai di Tanah Suci Mekkah.

Bahan Kimia di Ponsel Picu Obesitas


 Ternyata bahan kimia dalam ponsel berisiko menimbulkan obesitas. Tak hanya ponsel, zat kimia pada mainan dan kacamata hitam juga dapat memicu epidemi obesitas imbau para ahli yang merupakan kelompok kampanye CHEM Trust balum lama ini.

Bahan kimia yang terkandung pada barang-barang memang tak bisa kita hindari. Padahal akibatnya dapat mengganggu kesehatan mulai dari diabetes hingga kematian. Beberapa zat berbahaya yang sering ditemukan umumnya terdapat paling banyak pada ponsel, kaleng, shampoo dan tirai shower.

Umumnya bahan-bahan kimia tersebut dapat mengganggu efek hormon, yang menyebabkan mereka 'gender bending' atau menambah nafsu makan. Beberapa hormon memang dapat mengontrol nafsu makan, namun beberapa lainnya juga memicu penimbunan lemak. Solusinya para ahli pun mengimbau agar tak terlalu sering terpapar benda-benda yang mengandung zat kimia itu.

Beberapa ahli menggambarkan laporan itu sebagai peringatan, tetapi yang lain mengatakan kunci untuk hidup sehat adalah apa yang kita makan dan minum.

"Orang-orang yang mencoba menurunkan berat badan akan dirusak bahan kimia yang mereka tidak bisa lihat, tidak bisa merasakan, dan tidak tahu bagaimana menghindarinya," kata Dr Tim Lobstein, dari Asosiasi Internasional untuk Studi Obesitas.(Zeenws/TNT/MEL)

Tips Mengatasi Mendengkur




Mendengkur tak hanya berisik dan mengganggu teman tidur. Gangguan tidur akibat penyempitan saluran pernapasan ini juga berpotensi memicu masalah kesehatan serius, bahkan dalam kasus tertentu bisa memicu kematian.

Ketika tidur, bagian belakang tenggorokan menyempit ke bawah sehingga tanpa sadar akan menggetarkan jaringan sekitar saar kita mengambil napas. Namun, ada pula yang getaran terjadi akibat penyempitan jalan napas di daerah mulut atau hidung.

Pakar gangguan tidur dari Rumah Sakit St George Sidney Australia, Dr. Peter Cistulli, mengatakan, penyempitan saluran pernafasan mengakibatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh terhambat.

Ada dua tingkatan mendengkur. Pertama, sindrom resistensi saluran napas bagian atas, di mana ada perlawanan aliran udara yang membuat penurunan kadar oksigen. Kedua, sindrom sleep apnea-hypopnea obstruktif, di mana terjadi peningkatan resistensi yang membuat asupan oksigen semakin berkurang dan seringkali membuat kita bangun.

Bagaimana menghentikannya? Yang utama adalah perhatikan kualitas tidur. Bisa dengan membiasakan olahraga secara teratur untuk mengurangi lemak tubuh, hindari konsumsi obat sebelum tidur, dan lakukan relaksasi otot. Biasakan pula tidur pada waktu yang teratur setiap malam dengan durasi cukup.

Lakukan pula latihan berikut untuk mengurangi intensitas dengkuran:
- Katakan a-e-i-o-u dengan keras tiga kali sehari.
- Tutup mulut dan kerutkan bibir. Tahan selama 30 detik.
- Dengan mulut terbuka, gerakkan rahang ke kanan dan tahan selama 30 detik. Ulangi ke arah kiri.
- Dengan mulut terbuka, kontraksikan otot di bagian belakang tenggorokan berulang selama 30 detik.

Kamis, 29 Maret 2012

Andis-To-B-One: Cara Membuat Teks Berjalan di Navbar

Andis-To-B-One: Cara Membuat Teks Berjalan di Navbar: Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh   Kalau anda ingin memasangnya di blog anda, ada 2 (dua) cara dalam pemasangannya dan anda pilih...

Sabtu, 24 Maret 2012

OUTBON


Outbound Training Programme adalah program yang dirancang bagi organisasi, perusahaan atau sekolah-sekolah yang ingin meningkatkan atau membangun sikap kepemimpinan dan kerjasama kelompok dalam diri karyawan dalam suatu perusahaan atau siswa suatu sekolah atau anggota dalam suatu organisasi.

Kegiatan Outbound Training dilakukan di alam terbuka, ini akan membuat kegiatan outbound menjadi lebih menyenangkan dan juga penuh tantangan, sehingga karyawan atau siswa yang mengikuti kegiatan outbound tidak merasa tertekan dan jenuh dengan program outbound tersebut.


Tujuan Kegiatan Outbound :
  1. Menumbuhkan sikap kepemimpinan dan keberanian dalam mengambil keputusan
  2. Meningkatkan sportifitas yang dapat diterapkan dalam kegiatan kerja sehari- hari
  3. Meningkatkan motifasi dalam kerjasama kelompok.
  4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
  5. Menumbuhkan komitmen pada norma yang disepakati
  6. Menumbuhkan semangat berkompetisi dalam konteks untuk mencapai tujuan bersama
  7. Membangun sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan permasalahan kerja
  8. Melatih membuat perencanaan yang matang dan koordinasi tim yang rapi
  9. Melatih kemampuan mengambil keputusan yang efektif dalam situasi sulit
Berikut kami berikan contoh model - model outbond sederhana, selanjutnya bisa dikembangkan di qobilahnya masing - masing semoga bermanfaat.

Dalam setiap akan memulai sebuah outbound, hendaklah diberikan pengantar atau penjelasan kepada para peserta agar peserta dapat mengikuti serangkaian outbound yang diberikan sehingga tujuan dari pengadaan paket - peket outbound tersebut dapat tercapai secara maksimal, disamping itu agar dalam pelaksanaannya nanti resiko kecelakaan dapat terminimalisir. 

1. Pembentukan Kelompok

Senandung (Hamming)
Tujuan : Mendorong tejadinya interaksi yang intensif dan menyadarkan perlunya kerjasama.

Media : Potongan lagu anak-anak/ yang lain, contoh balon, naik kepuncak gunung, pelangi, dll
Langkah-langkah :
Fasilitator menjelaskan nama pemainan ini yaitu hamming (senandung).
Fasilitator membagikan potongan lagu dalam gulungan kertas pada semua peserta dengan satu lagu yang tidak sama untuk peserta.
Peserta diminta melihat dengan baik dan menyimpan kertas yang berisi potongan lagu itu, dan tidak boleh memberitahukan potongan lagu itu pada peserta lain.
Semua peserta diminta untuk bersenandung sesuai dengan potongan lagu dalam kertas, dan mencari yang senandungnya sama. Peserta yang mempunyai senandung sama diminta berkelompok.

Evaluasi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana perasaan peserta pada waktu mencari senandung yang sama?
Bagaimana perasaan peserta yang tidak mendapatkan kelompok?
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok. 

2. Perkenalan
Ball Game

Tujuan : Pengenalan diri, dii orang lain, pengembangan diri termasuk pengembangan mental yang berorientasi mutu dan motivasi diri.

Media : Bola karet

Langkah-langkah :

Tahap I
Fasilitator menjelaskan aturan permainan yaitu esensi permainan ini adalah menyebutkan nama, pada tahap pertama setiap peserta akan mendapatkan lemparan bola (satu peserta hanya satu kali menyentuh bola).
Peserta yang mendapat bola melemparkan bola pada peserta lain dengan cara menyebut nama sendiri dan nama tujuan peserta yang akan diberi bola (Dzikron – Burhan).
Peserta yang terakhir menerima bola melempar kepada fasilitator yang berbeda di tengah lingkaran.

Tahap II
Esensi permainan ini tetap menyebutkan nama, satu peserta satu kali menyentuh bola.
Bagi peserta yang menerima bola mengucapkan terima kasih kepada penberi bola. Kemudian melempar bola kepada peserta lain dengan menyebut nama sendiri dan nama peserta lain yang akan diberi bola (terima kasih Dzikron, Burhan – Rio)
Peserta terakhir menerima bola, melempa pada fasilitator yang berada ditengah lingkaran.

Tahap III
Esensi pemainan ini adalah menyebutkan nama dan setiap peserta hanya satu kali menyentuh bola, hanya pada tahap ini peserta dituntut untuk bekeja dengan kecepatan tinggi
Fasilitator memberikan waktu untuk diskusi peserta akan diperoleh cara yang paling cepat

Catatan : Pada tahap fasilitator memberi hukuman baik untuk kelompok atau individu setiap tejadi kesalahan.

Evaluasi dan Refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Bagaimana kesan peserta terhadap kelompok ini dan pserta lain?
Apakah semua peserta sekarang sudah dapat mengenal peserta lain?
(Fasilitator dapat mengembangkan evaluasi pada pengembangan diri. pengembangan mental yang berorientasi pada mutu dan motivasi diri).
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya kerjasama kelompok.

3. Pemecah Kesunyian
Goyang Angka
Tujuan : Menjadikan suasana yang sudah lelah menjadi sebuah semangat baru.

Media : Kita ingat saja tanggal pada saat melakukan permainan itu, misal 12 Agustus 2008

Langkah-langkah :
Fasilitator menanyakan biasanya menulis pakai apa?
Pasti peserta akan menjawab pakai pensil/ bolponit/ juga spidol
Pada saat itu Fasilitator meminta pada saat itu menulis pensil/ bolponit/ pun spidol tetapi memakai pantat.
Pesera diminta untuk berdiri sambil menaruh tangannya dipinggang. Kemudian secara bersama-sama mempraktekkan menulis angka 12 08 2008 sambil mengucapkan angka-angka tadi.

Evaluasi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan tadi?
Fasilitator menanyakan terhadap peserta yang tertawa.
Evaluasi dari fasilitator yang diarahkan pada pentingnya semangat baru untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. 

4. Mentalitas

Tustfall (Jatuhan dengan Pecaya Diri)
Tujuan : Menumbuhkan rasa percaya diri peserta pada diri sendiri maupun pada diri peserta lain, sehingga sebuah kekompakan kelompok.

Langkah – langkah :

Tahap I
Semua peserta mencari pasangan (pa/pa dan pi/pi).
Peserta pertama mengambil sikap jatuh lurus kebelakang, peserta kedua mengambil sikap kuda – kuda untuk menerima jatuhan dengan kedua tangannya.
Peserta pertama (di depan) memberi aba – aba “siap”, peserta kedua (di belakang) menjawab dengan perintah “ jatuh”.
Kemudian diulang – ulang dan dibalik untuk setip peserta.

Tahap II
Peserta terdiri dari tiga orang , stu peserta mengambil sikap jatuh dan dua peserta lainya mengambil sikap menerima jatuhan.
Aba – aba peserta sama dengan tahap I, tiga orang bergantian mengambil sikap jatuh.

Tahap III
Disiapkan tempat jatuhan dari ketinggian tetentu (missal meja).
Seorang peserta mengambil sikap jatuh dari meja, sedang anggota kelompok yang lain siap menerima jatuhan.
Aba – aba dalam permainan ini tetap sama, hanya perintah jatuh ditunuk untuk salah seoang peserta.

Evalusi dan refleksi
Bagaimana perasaan peserta pada waktu melakukan permainan ini ?
Mengapa ada peserta yang takut jatuh, fasilitator dapat mengembangkan kearah pembahasan pada rasa pecaya diri pada diri sendiri, orang lain dan kelompok. 

5. Kerjasama
Spider Web (Jaring laba – laba)

Tujuan : Dapat bekerja sekalipun dibawah tekanan dan dapat membangun kelompok secara aktif. Sekaligus memberi kesempatan secara kelompok untuk menetapkan komitmen sesuai dengan tujuan hidup yang telah dibuat untuk masa depannya.

Langkah – langkah : Peserta dihadapkan pada jarring laba – laba yang terbuat tali, dengan lubang bervariasi. Sebelum melakukan ditunjuk dua orang satu orang menjadi orang buta dan satu orang lan sebagai orang bisu.
Sebagai peserta harus memasuki jaring laba – laba tanpa menyentuh tali.
Setiap peserta hanya boleh memasuki satu lubang.
Begitu dengan cara kerjasama sampai semua peserta berhasil melewati jaring laba – laba.

Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.

5. Kepemimpinan
Kereta Manusia Buta
Tujuan : Dapat merasakan menjadi seorang pemimpin dan menjadi orang yang dipimpin

Langkah – langkah :
Fasilitator membuat arena kereta
Peserta diminta untuk menutup matanya dan salaing memegang bahu teman yang ada didepannya, kecuali yang belakang
Peserta yang paling belakang yang tidak ditutup matanya, menomando semua anggotanya dengan cara bila arena belok kanan, bahu kanan teman didepannya ditepuk sekali dan dilanjutkan sampai pada peserta yang paling depan untuk melangkah sesuai dengan instruksi dari belakang. Bila arena belok kanan ditepuk bahu kiri teman didepannya dan dilanjutkan sampai pada peserta yang paling depan untuk melangkah sesuai dengan instruksi dari belakang. Dalan bila arena lurus maka instruksinya di tepuk kedua duanya sekali.

Evaluasi dan refleksi
Tanyakan kepada peserta bagaimana perasaan dalam melakukan permainan tersebut?
Fasilitator melakukan brainstorming dengan peserta agar tecapai tujuan permainan ini.

Jumat, 23 Maret 2012

Sandi Pramuka: Sandi Morse

Sandi Pramuka: Sandi Morse: Huruf A direpresentasikan dengan .- Huruf B direpresentasikan dengan -... Huruf C direpresentasikan dengan -.-. Huruf D direpresentas...

SANDI JAM

Kakak-kakak dan adik-adik pasti tahu apa itu jam? Benda penunjuk waktu yang setiap hari kita lihat. Entah bagaimana dunia ini jika tidak ada jam. Baiklah, kali iniPasuda akan membahas sedikit tentang Sandi Jam. Kenapa namanya seperti demikian? Sandi jam dibuat karena perhitungan dan kuncinya adalah menggunakan sejumlah angka yang menunjukkan suatu waktu. Hmmm....Bingung? Mari kita lihat contoh di bawah ini :


Contoh Kunci :
A= 07.20
B= 07.25
C= 07.30 dst
(Kunci dapat diubah sesuai dengan keinginan kita)

Contoh :
07.20+07.35+08.00+08.10

Ada yang tahu apa jawabnya??? Benar, jawabnya adalah ADIK. Mudah kan? Selamat mencoba. Salam Pramuka...!!

Kamis, 22 Maret 2012

Aba-Aba Pramuka


BARIS BERBARIS
1. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu bentuk latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
2. Maksud dan tujuan
a. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung

jawab.
b. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
c. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
d. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
e. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
3. Penjelasan
a. Aba-aba
1. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
a. Aba-aba petunjuk
b. Aba-aba peringatan
c. Aba-aba pelaksanaan
Penjelasan :
a. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud
daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh :
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat
– GERAK
Untuk amanat-istirahat di tempat
– GERAK
b. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh :
Lencang kanan
– GERAK (bukan lancang kanan)
Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
c. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah :
1. GERAK
2. JALAN
3. MULAI
Penjelasan :
1. GERAK : adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh :
Jalan ditempat
– GERAK
Siap
– GERAK
Hadap kanan
– GERAK
Lencang kanan – GERAK
2. JALAN : adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh :
Haluan kanan/kiri
– JALAN
Dua langkah ke depan – JALAN
Satu langkah ke belakang
– JALAN
Catatan :
a. Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-
aba harus didahului dengan aba-aba peringatan – MAJU
Contoh :
Maju
– JALAN
Haluan kanan/kiri
– JALAN
Hadap kanan/kiri maju
– JALAN
Melintang kanan/kiri maju –JALAN
b. Tentang istilah : “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Contoh :
oAda aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan
aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
oAda aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan
aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
oBalik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik
kana henti – GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju – JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti – GERAK, belok kanan/kiri – GERAK.
c. Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh :
Empat langkah ke depan – JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
3. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh :
Hitung
– MULAI
Tiga bersaf kumpul
– MULAI
3. Cara memberi aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh :
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
o Pada waktu memberikan aba-aba menghadap ke arah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan
o Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima
penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi
aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c. Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjalan, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah. Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d. Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
e. Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
f. Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g. Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan
dengan besar kecilnya pasukan.
h. Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah
ULANG !
Contoh : Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
b. Gerakan Dasar
1. Sikap Sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK.
Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari- jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
2. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
a. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak
sepanjang telapak kaki (30cm)
b. Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
1. Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
2. Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
3. Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa
petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
3. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya :
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
a. Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-
jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
b. Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
c. Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
d. Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
1. Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di samping.
2. Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
4. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lengan lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya :
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan) sambil memalingkan muka ke kanan/kiri meluruskan barisan. Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
5. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya :
a. Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan
dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
b. Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
c. Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
6. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya :
a. Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan
memalingkan mukanya ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan
nomornya sambil memalingkan muka ke depan.
c. Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
d. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.
e. Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
f. Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.
7. Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri
berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
b. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
8. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
a. Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kir
b. Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
9. Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan.
b. Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
c. Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
oDalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke
sikap sempurna
oDalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak
dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
10. Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
a. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Contoh :
Sdr. Surya sebagai penjuru.
Aba-aba pelatih : Surya sebagai penjuru.
Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Surya sebagai
penjuru.
b. Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
c. Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
d. Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru melihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
11. Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti) :
a. Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
b. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata
tertuju kepada yang diberi hormat.
c. Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
d. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap
sempurna.
12. Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya :
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
13. Jalan di tempat
Aba-aba : Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya :
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata- rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang), dari jalan ke tempat berhenti ; aba-aba : Henti – GERAK, Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki
kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
14. Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan
dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba : Tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke
samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.
c. Gerakan Lanjutan/Berjalan
1. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
b. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°,
lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus
dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.
c. Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
d. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
e. Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
2. LANGKAH BIASA
a. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
b. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.
3. LANGKAH TEGAP
a. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan,(lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
b. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu
langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
c. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan
mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama……
Catatan
: Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
4. LANGKAH PERLAHAN
Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
o Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN”
yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan
kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
oTapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-
rata untuk lebih khidmat.
5. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
6. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
7. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
8. LANGKAH DI WAKTU LARI
a. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
b. Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
c. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
9. LANGKAH MERDEKA
a. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkanbarisan.
b. Kembai ke langkah biasa
Untuk
melaksanakan
gerakan
ini
lebih
dahulu
harus
diberikan
……………….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat
memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
c. Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
10. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
Buku PEDOMAN HW Klaten